Teroris

|
"War on Terorism" adalah rekayasa global Yahudi untuk memerangi Islam



Sebelum tragedi bom Bali yang meledak di Sari Club di jalan Legian, Kuta, Bali pada 12 Oktober 2002, pimpinan Federal Bureau of Investigation (FBI) sempat memanggil pejabat di pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri, yakni Susilo Bambang Yudoyono (SBY) yang saat menjabat sebagai Menkopolkam, Dai Bachtiar (Kapolri), dan Hendro Priyono (Kepala BIN). Dalam pertemuan tersebut, FBI mendesak agar Indonesia menyerahkan Abu Bakar Ba’asyir. Di antara para pejabat pemerintah tersebut, ada yang setuju, namun Megawati menolak.
“Mega tidak berani mengambil resiko dengan beban politik yang harus ditanggungnya nanti,” ujar Kolonel (Purn.) Herman Ibrahim dalam kelas Basic Intelligence Course yang penulis ikuti pada Sabtu, 26 Januari 2013 di Ar-Rahman Quranic Learning Islamic Center (AQLIC), Tebet, Jakarta Selatan.
Sebetulnya, sangat aneh FBI atau Biro Penyelidik Federal berani mengintervensi RI, secara FBI adalah biro yang khusus menangani masalah internal di Amrik. Sebab, FBI adalah badan investigasi utama dari Departemen Keadilan (Departemen of Justice) di Amrik. Berbeda dengan Central Intelligence Agency (CIA) yang memang khusus menangani masalah eksternal.

Sejak dulu, Amrik memang ingin Ustaz Abu ditahan dan dimasukkan  ke penjara di Amrik. Harap maklum, Islam adalah musuh Amrik, dan Ustaz Abu yang namanya mendunia ini dianggap sebagai benalu bagi Amrik dalam menyebaran virus Sekulerisme, Pluralisme, dan Liberalisme (Sepilis) di Indonesia. Namun, berbagai tuduhan yang dialamatkan ke Ustaz kharismatik ini tidak pernah terbukti, termasuk tuduhan merencanakan pembunuhan terhadap Presiden Megawati.

Ustaz Abu juga sempat difitnah turut membiayai latihan militer sejumlah pemuda Islam di Aceh. Padahal latihan militer tersebut dimaksudkan untuk pengiriman sukarelawan ke Gaza, Palestina. Ternyata telah terbukti, sumber pendanaan utama, bahkan penyediaan ribuan peluru dan senjata organic, berasal dari Sufyan Tsauri, intelijen polisi yang pura pura sebagai desertir dan sengaja disusupkan ke tengah-tengah para pemuda yang latihan militer tersebut.

Di ujung pertemuan FBI dengan para pejabat RI, kepala FBI mengancam, jika RI tidak menyerahkan Ba’asyir, maka akan terjadi bencana buruk. Benar saja, bom terjadi di Bali. Pertama di Paddy’s Club dan berikutnya di SC yang menewaskan 202 orang dan 209 orang luka-luka. Dalam penyelidikan, bahan peledak yang digunakan di Paddy’s Club jenis clorat dan di SC adalah jenis C-4, RDX, HNX, atau PETIN. Semua bahan ini sulit diperoleh di Indonesia dan hasil rakitan dan rancangannya harus dilakukan oleh orang yang terlatih dan berpengalaman.

“Makanya polisi hanya melakukan penyelidikan pada jenis bom saja, tidak menelusuri lebih jauh siapa yang terlibat sesungguhnya,” ujar Herman.
Sejumlah fakta diungkapkan Herman, selain peristiwa rekayasa bom Bali yang dilakukan oleh Amrik. Yang pasti, peristiwa bom Bali dijadikan momentum Amrik untuk mengkampanyekan terorisme di Indonesia dan membuat pencitraan negatif terhadap Islam.
“Semua terorisme nggak lepas dari rekayasa,” kata pria mantan Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) III/ Siliwangi ini. Bodohnya, para pejabat dan mayoritas warga RI sudah terkena virus-virus rekayasa Amrik tentang terorisme ini.

Sejatinya "War on terorism" adalah propaganda Amrik cs untuk memerangi Islam, Comte Henry Descartes (Ilmuwan Perancis, th 1669) menyatakan :
"Saya tidak tahu apa yang akan di katakan oleh kaum Muslimin, seandainya mereka mengetahui kisah-kisah abad pertengahan dan memahami apa yang terdapat dalam nyanyian-nyanyian orang Kristen. Sesungguhnya seluruh nyanyian Gereja sebelum abad ke 12 M, bersumber dari pikiran yang menyebabkan timbulnya Perang Salib. Seluruh nyanyian Gereja di balut dengan kebusukan dendam terhadap kaum Muslimin dan agamanya. Dalam syair-syair lagu itu di masukkan dogma-dogma aib berupa kisah-kisah yang menentang agama Islam dan mengkokohkan kekeliruan pemahaman orang-orang Kristen yang hingga hari ini masih tetap ada. Setiap penggubah lagu menyiapkan lirik yang menempatkan kaum Muslimin menjadi kaum musyrik, tidak beriman dan penyembah berhala yang murtad".

Mirip dengan jaman sekarang di mana fitnah isu teroris yang di sebarkan kebanyakan media masa begitu melekat dan di tuduhkan khusus terhadap umat Islam secara umum.  

Virus-virus Amrik ini disebarkan melalui LSM-LSM maupun Yayasan-Yayasan yang getol mengkampanyekan Sepilis atau HAM dibantu dengan  media massa terutama tv tv yang sangat efektif dalam mempengaruhi massa secara global. The Asia Foundation (TAF), misalnya. Sejak tahun 2000, melalui lembaga ini Amrik berhasil mengintervensi beberapa Perguruan Tinggi Agama Islam di Indonesia dengan mengubah kurikulum. Di samping intervensi kurikulum pendidikan Islam di Indonesia, Barat pun berupaya mengintervensi kurikulum pondok-pondok pesantren dengan kucuran dana 157 juta dolar AS lewat Departemen Agama RI.

TAF juga telah mendanai lebih dari 1000 pesantren untuk berpartisipasi dalam mempromosikan nilai-nilai sepilis dalam komunitas sekolah Islam di seluruh Indonesia. Fakta lain yang sempat ditulils di harian The Australian (4 Oktober 2003), Amrik dan Australia juga membantu US$ 250 juta dengan dalih mengembangkan pendidikan Indonesia.

Menurut Herman, banyak sekali kejanggalan terjadi setiap penanggapan teroris. Ada yang tertangkap dan dikantongnya terdapat surat wasiat, dimana isinya mengaku dirinya telah melakukan aksi terror dan penembakan. Ada yang ditangkap dan ditemuka nota pembelian sarung pistol. Polisi maupun Densus 88 juga terjebak dalam kisah buatan mereka sendiri, bahwa sering didongengkan pada kalangan Jurnalis saat konfrensi pers,  aksi terorisme di Indonesia ada sangkut paut dengan jaringan teroris internasional.
“Terorisme itu proyek. Nggak ada terorisme, polisi rugi,” ungkap Herman yang juga sempat menjadi Kepala Biro Humas Departemen Dalam Negeri periode Mei 1998- Oktober 1999 ini.

Tidak singkronnya antara pengakuan Amrozi CS mengenai bahan peledak yang digunakan yakni bahan kimia rakitan dengan hasil dan efek ledakan dahsyat yang ditimbulkan tersebut masih menimbulkan teka-teki dan misteri soal ada tidak nya pihak lain yang terlibat dalam pengeboman bom bali tersebut. Bahkan selama proses penyelidikan Untuk sekian kalinya jenis bom yang diumumkan oleh pihak penyelidik Polri berubah-ubah. Mulanya disebut C4 kemudian diokoreksi menjadi RDX dan TNT. akhirnya ehemm…ternyata hanya bom rakitan dengan bahan potasium klorat dan amonium sulfat atau bahasa kasarnya ternyata hanya bom kelas karbitan lah..!.


Joe Vialls. Mantan pakar demolisi dari kesatuan elit tentara Inggris SAS, yang kemudian desersi dan menetap di Australia sebagai pengamat masalah-masalah intelijen meyakini bom yang meledak di Sari Club adalah mikro nuklir, karena ada efek cendawannya Efek cendawan merupakan satu-satunya efek yang bisa dibuat oleh bom nuklir. Dan bom yang meledak di Sari Club, Kuta-Bali memang mikronuklir,””Menduga bom Bali sebagai bom rakitan dan potasium klorat merupakan analisa idiot murni. Amat bodoh dan hanya mungkin dilakukan karena ada tekanan dari luar” ujar Joe Vialls.

Kesaksian seorang kapten angkatan bersenjata Australia yang tengah berlibur di Kuta dan selamat dari ledakan di Sari Club juga patut mendapat perhatian. Menurutnya, beberapa detik sebelum bom meledakkan Sari Club, aliran listrik padam di sekitarnya, seolah ada gelombang elektomagnetik atau gelombang radiasi yang menyebabkan listrik padam temuan ini memperkuat analisanya tentang mikro nuklir.

Profesor Achmad Tabktir, Kepala Laboratorium Proses, Jurusan Teknik Kimia, Institut Teknologi Surabaya. Menurut Achmad Tabktir, data belanjaan Amrozi dari Toko Tidar Kimia memang bisa digunakan untuk membuat bom dengan efek ledakan lumayan. Tapi, pasti bukan bom Bali. “Kemungkinannya sangat kecil bom Bali terbuat dari bahan-bahan itu. Soalnya, ledakannya pasti tak akan sedahsyat ledakan bom Bali,”.

TNI saat itu Ryamizard ryakudu termasuk orang yang meragukannya kemudian untuk membuktikan kecurigaan ini, TNI sengaja mempertontonkan kemampuan daya ledak TNT pada sebuah gedung kepada pers, TNT merupakan bahan bom standar yang biasa militer pakai. Hasilnya, terbukti ledakan bom berbahan TNT murni saja tak bisa menghasilkan efek ledakan sedahsyat ledakan bom Legian. perlu diketahui bahan peledak TNT merupakan bom standar militer yang jauh lebih canggih daya ledaknya ketimbang ledakan bom dari bahan kimia rakitan yang diakui Amrozi sebagai bom pemicu ledakan di bali. Tapi nyatanya ledakan yang terjadi di bali tersebut jauh lebih dahsyat ketimbang TNT bahkan menurut Joe Vialls, beliau mengatakan ledakan yang terjadi di Legian, Bali lebih hebat dari sekedar C4. Bom berbahan C4 memiliki dayaledak lebih hebat ketimbang TNT, dikenal pula sebagai bom plastic, mudah dibawa-bawa dan aman karena tidak sensitive terhadap guncangan serta mampu lolos dari proses screening nya pada metal detector, sehingga untuk menyeludupkannya masuk kedalam lokasi target pemboman juga bukan hal yang sulit (dalam artian dengan bentuk yang kecil saja semisal seukuran batu bata pun mampu meledakan gedung yang besar berkeping-keping, sedang resiko meledak dalam proses pemindahannya juga kecil, tentu saja pengguna bom c4 harus memiliki akses dengan militer yang terorganisir atas dasar komando resmi karena prosedur dan pengawasan untuk keluarnya bom ini dari gudang militer juga sangat ketat ), sedang untuk meledakannya tentu saja mudah bagi pihak kelompok “X” ini karena tidak memerlukan sukarelawan pelaku pembom bunuh diri, karena bahan peledak C4 lazimnya diledakan memang dengan alat picu memakai ledakan bahan peledak lain, sehingga untuk kasus ledakan seperti bom bali yang paling menentukan hanyalah informasi mengenai keakuratan momentum yang benar agar bahan peledak C4 tersebut bisa bersama-sama meledak beserta bahan peledak pemicunya, sehingga untuk amannya menurut analisa saya memang bahan peledak C4 itu sudah ada disiapkan terlebih dahulu dilokasi target sedang pemicu ledaknya ialah bomnya Amrozi CS.

Bahan peledak C4 dimiliki pula oleh TNI, namun TNI belum mampu membuatnya bahan peledak tersebut masih import dan hanya diproduksi dari Negara-negara tertentu saja seperti Amerika / Israel, Inggris, Prancis, Jerman, dan Rusia., prosedur penggunannnya pun sangat ketat, dan TNI maupun kemungkinan oknum TNI tidak memiliki alibi kuat untuk berkonspirasi berbuat seperti itu. Sedang analisa lain yang mengatakan bisa saja Amrozi CS membawa sisa bahan peledak C4 hasil rampasan pada perang Afganistan, analisa ini sangat lemah karena sampai trio bomber tersebut di eksekusi tidak ada pengakuan sedikitpun dari mereka soal penggunann bahan peledak C4 yang diduga menjadi pemicu ledakan dahsyat bom legian tersebut padahal selama ini mereka sudah begitu lama di introgasi dan begitu banyak informasi yang didapat penyelidik Polri. Bahkan dengan kepolosannya mereka membanggakan hasil ledakan bom rakitan kimia yang mereka buat walaupun efek ledakan tersebut menimbulkan Kontroversial dikalangan ahli bom / bahan peledak

persis kejadiannya dengan seseorang yang mengakui telah membunuh dengan pisau namun anda melihat jasad korbannya tidak saja terkena tusukan pisau tapi terdapat lubang tembakan, bagaimana aneh bukan???

Lantas apa hubungannya dengan CIA, Perlu diketahui beberapa waktu sebelum terjadinya ledakan, konon sebuah kapal perang AS memang tengah melabuh jangkar di pelabuhan Genoa Bali dan anehnya bisa melakukan sweeping sekeliling kapal dalam radius ratusan meter, agar siapa pun tidak mendekat. Alibi adanya keterlibatan agen rahasia amerika CIA lumayan besar, karena memang AS punya kepentingan dengan Indonesia dan Negara lain dengan perang global terhadap apa yang dianggapnya sebagai terorisme dunia dan semua ini memang sudah diagendakan oleh pihak Pentagon dengan disusunnya agenda kontraterorisme yang disebut rencana aksi superintelijen. .Untuk mendukung keperluan itu, Menhan AS Donald Rumsfeld telah membentuk empat tim khusus intelijen. Tim-tim ini mendapat hak istimewa dan dipimpin oleh pejabat teras seperti Deputi Menhan Paul D Wolfowitz, Richard Perle (menhan era Presiden Ronald Reagen yang kini menjadi penasihat militer Presiden George W Bush dan ketua Badan Kebijakan Pertahanan (DPB)), dan Douglas J Feith (asisten Richard Perle). sebagaimana berita ini dilansir oleh New York Times (24/10).

Sebagaimana diketahui bersama bahwa setiap gerak pertahanan dan keamanan Amerika dilapangan di implementasikan oleh militer AS dan agen rahasinyanya CIA, sedang Mossad ialah agen rahasia Israel sekutu kentalnya Amerika serikat. Saking kentalnya persekutuan mereka konon pernah terjadi adanya aksi penyadapan oleh Mossad terhadap petinggi AS digedung putih dan AS hanya melakukan protes saja tanpa timbul kerusakan hubungan diantara keduanya.


Rekayasa peristiwa 9/11 WTC New York
Telah ditemukan satu bukti penting yang menunjukkan cerita resmi publik Amerika tentang serangan 9/11 adalah ‘kebohongan’, kata sekelompok arsitek dan insinyur mengatakan. Sehari sebelum peringatan serangan 11 September 2001, Architects and Engineers for 9/11 Truth mengatakan bukti tentang penghancuran gedung menara kembar World Trade Center telah muncul yang menunjukkan penggunaan bahan peledak yang digunakan untuk menghancurkan gedung tersebut.



Download 9/11 Conspiracy mp4, 9Mb

Download 9/11 Is A Lie Parody

Gregg Roberts, seorang anggota organisasi nirlaba yang mempersolakan sengketa hasil penyelidikan resmi serangan 11 September, mengatakan sebagai “cerita resmi adalah sebuah kebohongan, itu merupakan penipuan.”


Menurut para ahli, menara kembar mengalami kehancuran total dalam waktu 10-14 detik dekat percepatan jatuh bebas yang hanya dapat terjadi sebagai hasil dari penghancuran bahan peledak yang sudah ditentukan sebelumnya.
“Harus ada bahan peledak, tidak ada cara lain untuk bangunan rubuh secara simetris ke bawah… seperti sebuah pohon jika Anda memotong pohon, ia jatuh ke samping yang Anda potong,” kata Steven Dusterwald, salah seorang anggota lainnya dari organisasi tersebut.
Kelompok ini juga menegaskan bahwa logam cair ditemukan setelah penyelidikan 9/11.

“Jet bahan bakar dan kebakaran kantor tidak dapat mencairkan besi atau baja. Mereka bahkan tidak mendapat separuh panas seperti itu sehingga sesuatu yang lain ada di sana, bahan yang sangat energik yang harus ditempatkan di seluruh bangunan,” kata Roberts.
“Begitu kita mengambil penutup mata, kita dapat melihat. Sangat sedikit orang di Amerika yang mengambil penutup mata. Jadi kita membantu orang dengan menunjukkan bukti,” kata pendiri Architects and Engineers for 9/11 Truth Richard Gage.

“600 arsitek yang saya wakili paling prihatin tentang runtuhnya terjun bebas dari bangunan 7 [World Trade Center], pencakar langin ketiga [yang] tidak terkena tubrukan pesawat pada sore hari 9/11… hancur dalam 6,5 detik,” kata American Free Press mengutip perkataan Gage.
World Trade Center 7 dilaporkan ambruk sekitar delapan jam setelah menara utama gedung WTC jatuh.

Bukti baru tersebut membatalkan alur cerita resmi bahwa 19 teroris teroris al-Qaeda membajak empat pesawat komersial dan menabrakkan diri ke menara kembar gedung WTC di New York City.
Kelompok The Architects and Engineers for 9/11 Truth menyerukan Jaksa Agung AS Eric Holder untuk meminta juri federal melakukan penyelidikan atas dugaan menutup-nutupi, yang Gage katakan sebagai “kejahatan terbesar di abad ini”.

“Jika ada pihak yang bertanggungjawab,” mantan Senator Mike Gravel mengatakan, “Berakhir dengan [mantan Presiden George W.] Bush dan turun ke [Mantan Wakil Presiden Dick] Chaney, lalu ke militer dan berbagai birokrasi. Tidak ada pertanyaan bahwa kegiatan seperti ini pergi ke tempat teratas.”
Bagaimanapun juga, serangan 11 September telah dijadikan pretext bagi Amerika Serikat untuk melakukan serangan-serangan brutalnya atas negeri kaum Muslim.

Amerika melancarkan kampanye busuk ” Perang Melawan Terorisme” yang menutupi kejahatannya atas kaum Muslim.

Hal tersebut terus terjadi hingga hari ini, seperti di Irak dan Afghanistan.
dan sebuah upacara kebohongan pun selalu diselenggarakan setiap tahunnya
Peringatan 11 tahun tragedi 11 September di New York, Amerika Serikat (AS) akan dipusatkan di Ground Zero, bekas lokasi berdirinya World Trade Center (WTC). Akan ada saat hening secara serentak untuk mengenang para korban.
Selain di New York, peringatan serupa juga digelar di Ibukota Washington dan sejumlah wilayah lainnya. Upacara peringatan secara resmi akan dimulai pukul 08.30 waktu setempat.

Presiden AS Barack Obama akan memantau upacara peringatan ini dari Gedung Putih, Washington DC. Obama dan istrinya, Michelle Obama, akan mengikuti saat hening dari halaman Gedung Putih. Demikian seperti dilansir examiner.com, Selasa (11/9/2012).
Kemudian setelah itu, Obama akan menghadiri acara peringatan di markas Pentagon di Arlington County, Virginia. Sore harinya, Obama akan mengunjungi para anggota militer, kepolisian dan pemadam yang menjadi korban luka dalam insiden ini di Walter Reed National Military Medical Center, Washington.
Menteri Keamanan Nasional AS Janet Napolitano akan hadir langsung dalam peringatan yang digelar di bekas lokasi WTC.
Sedangkan Wakil Presiden Joe Biden akan menghadiri acara peringatan 11 September di Somerset County, Pennsylvania, bersama dengan korban pesawat United Airlines dengan nomor penerbangan 93 yang dibajak oleh teroris saat itu.